Kamis, 19 Februari 2015

Sedikit tentang Jurusan saya

Sekilas Fakultas

Kampus Fakultas Teknik (By. Danu Damar A)
Fakultas Teknik Universitas Islam Sultan Agung (FT-UNISSULA) didirikan pada 28 Februari 1964 adalah salah satu fakultas dari 11(sebelas) fakultas yang ada di UNISSULA. Fakultas Teknik merupakan salah satu fakultas yang pertama dibuka pada saat UNISSULA didirikan.

Pada perkembangannya, jurusan pertama di FT adalah JurusanTeknik Sipil. Kemudian pada tahun 1998 berdiri jurusan baru yaitu Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota (Planologi). Dilanjutkan pada tahun 2000 berdiri Jurusan Teknik Lingkungan. Sampai awal tahun 2002, FT-UNISSULA telah berkembang dan memiliki Program Pasca Sarjana/Magister Teknik Sipil dengan konsentrasi pada Manajemen Rekayasa Konstruksi (MRK) dan Manajemen Rekayasa Sumberdaya Air (MRSA). Seiring dengan perkembangan keilmuan dan Program Magister, maka pada tahun 2008 telah membuka konsentrasi baru yaitu Manajemen Rekayasa Transportasi (MRT).

Alhamdulillah berkat rahmat dan ridho Allah, Jurusan Teknik Sipilpada tahun 1998 memperoleh status Akreditasi peringkat A dari BAN-PT dan peringkat A tersebut dipertahankan lagi pada tahun 2004 (SK. No. 06762/Ak-VIII-S1-033/UKFLDS/VIII/2004) dan tahun 2010 (SK. No.020/BAN-PT/Ak-XIII/S1/X/2010)  dengan masa berlaku sampai dengan 8 Oktober 2015.

Seiring dengan perkembangan dan kemajuan Jurusan Teknik Sipil, diikuti oleh Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota (Planologi) dengan mendapatkan status terakreditasi peringkat B dari BAN-PT pada tahun 2005 (SK. No. 017/BAN-PT/Ak-IX/S1/X/2005). Peringkat B tersebut juga dipertahankan pada tahun 2011 (SK. No. 036/BAN-PT/Ak-XIII/S1/I/2011) dengan masa berlaku sampai dengan 07 Januari 2016.

Untuk Jurusan Teknik Lingkungan yang semula memiliki status terdaftar pada tahun 2000 (SK Dirjen DIKTI No. 294/DIKTI/Kep/2000), sekarang telah mendapatkan status terakreditasi peringkat C dari BAN-PT yang ditetapkan dengan SK No. 025/BAN-PT/Ak-XIV/S1/IX/2011) dengan masa berlaku sampai dengan 23 September 2016.

Goa Kreo Semarang


Goa Kreo Semarang merupakan sebuah goa yang dipercaya sebagai petilasan Sunan Kalijaga saat mencari kayu jati untuk membangun Mesjid Agung Demak . Ketika itu menurut legenda Sunan Kalijaga bertemu dengan sekawanan kera yang kemudian disuruh menjaga kayu jati tersebut. Kata “Kreo” berasal dari kata Mangreho yang berarti peliharalah atau jagalah. Kata inilah yang kemudian menjadikan goa ini disebut Goa Kreo dan sejak itu kawanan kera yang menghuni kawasan ini dianggap sebagai penunggu.
Untuk mencapai mulut Goa, pengunjung harus melewati anak tangga yang cukup banyak dan curam. Disebelah Utara Goa Kreo terdapat air terjun yang berasal dari berbagai sumber mata air yang jernih dan tidak kering meski musim kemarau panjang. Selain menikmati pemandangan alam yang indah dan udara yang sejuk serta bercanda dengan kera penunggu kawasan ini, pengunjung juga bisa menikmati aliran sungai yang dingin dan segar di bagian bawah daerah ini yang sebentar lagi akan berubah menjadi waduk.
Kawasan Wisata Goa Kreo Semarang ini berada di Dukuh Talun Kacang, Desa Kandri, Kecamatan Gunungpati, Semarang. Monyet monyet yang ada di Goa Kreo ini adalah monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), monyet yang ada di sini termasuk monyet yang cukup jinak, dan bisa bergaul dengan warga di sekitar Goa Kreo.
Di kawasan Goa Kreo Semarang ini sekarang sedang dibangun Waduk Jatibarang, yang Pembangunannya dimulai pada Oktober 2009 dengan waktu pelaksanaan selama 1.520 Hari dengan Sumber Dana dari Japan International Corporation Agency (JICA IP-534), berdasarkan data pada papan di lokasi pembangunan Waduk. Waduk Jatibarang ini berfungsi sebagai pengendali banjir di Kota Semarang, menjaga ketersediaan air minum, dan sebagai pembangkit tenaga listrik. Waduk Jatibarang ini akan memiliki luas 46,56 hektar.


Untuk foto suasana terbaru goa kreo bisa dilihat di artikel Waduk Jatibarang ini. Goa kreo berada di tengah tengah waduk dan dihubungkan dengan jembatan dari tepiannya.

Jembatan Banjir Kanal Barat

Kota Semarang ibu kota Jawa Tengah ini memang selalu menyimpan tempat-tempat menarik untuk di telesuri di penjuru kota. Salah satunya Banjir Kanal Barat yang menjadi ikon baru kota Semarang yang berada di Jalan Bojong Salaman Jembatan Lemah Gempal. 

Saat libur akhir pekan di Semarang, coba susuri 'Banjir Kanal Barat Semarang'. Kawasan yang fungsi utamanya adalah penanggulangan banjir ini kini sedang digandrungi oleh masyarakat Semarang dan sekitarnya untuk menghabiskan waktu berekreasi.

Sungai Banjir Kanal Barat merupakan salah satu sungai terpanjang yang membelah kota Semarang yang digunakan sebagai pengendali banjir di Kota Lumpia.

Kawasan banjir kanal barat yang dibangun sepanjang 9,2 kilo meter ini, anda akan disuguhkan keindahan alam, suasana yang tenang dan udara yang sejuk di tengah penat kota Semarang disertai hembusan angin sepoi-sepoi untuk memanjakan siapapun yang datang. 

Sungai yang dulu dipenuhi rumput tinggi nan lebat serta dihuni banyak ular ini sekarang telah menjelma menjadi tempat favorite bagi warga kota semarang untuk menikmati sore maupun pada malam hari. Suasana malam yang berbeda menyuguhkan keindahan jembatan penghubung Lemah Gempal disertai lampu yang mentereng disepanjang jalan semakin menggambarkan keindahan kota Semarang . 

Para wisatawan juga bisa bersantai untuk sekedar bercengkrama dengan teman-teman dan bisa menggunakan beberapa fasilitas pendukung  yang sudah tersedia , seperti jogging track, plaza di Kokrosono, tribune, perahu penyeberangan, dan fasilitas penunjang lainnya.

Penulis:Yulia Yulee